Sabtu, 07 November 2009

Pesona Nada Senja 2



deadmediafm.org
Gedung societet Taman Budaya Yogyakarta | 24 Oktober 2009

Apa yang membuat suatu karya seni menjadi sangat bernilai ? tentu saja salah satu tolak ukurnya adalah “Manifesto Imajinasi”. Silahkan runut pengetahuan kalian tentang sejarah seni sebagai pembuktian kalimat saya tersebut. Imajinasi menuntut kadar asam otak secara lebih, baik dari artis maupun konsumen karya tersebut. Imajinasi secara sinergis mengacu pada unsur kejutan yang disebabkan rekonstruksi atau bahkan dekonstruksi tatanan (disorder). Sebut saja peristiwa terkutuk semacam cabaret Voltaire (mengacu pada munculnya Dadaisme, 1916), subversi a la koloni Fluxus dari sebuah trigger berbentuk pameran 18 Happening in 6 Parts pada 1959 karya Allan Kaprow, hingga para pemabuk muda intelek kelas pekerja di club CBGB New York pencetak nama Patti Smith dan Ramones, serta kumpulan pemuda epilepsy pada 24 hours party people. Dari hal tersebut, beranikanlah dirimu untuk berdialektika bahwa musik yang layak menjadi cult adalah musik yang susah untuk dikategorikan dari segi genre, setidaknya pada masa kemunculannya.
***
Pesona Nada Senja 2 adalah tajuk acara yang dipakai DeadMediaFm dalam mengakomodasi band-band cult malam itu. Dengan nuansa kolonial Netherland-Hindis yang memperlakukan penonton layaknya meneer dan mevrouw, sekitar pukul 8 malam lebih sekian menit, acara dimulai oleh MC cantik, Fani.

Jatah pertama dilahap oleh liarnya Zoo (avant/math-rock/freejazz/ethnic). eksplorasi noise, lirik berbahasa Indonesia, cengkok etnik(ian), freejazz, dan hancur pastinya, mereka menjelma sebagai salah satu amunisi terbaik kota Jogja. Penampilan mereka selalu menarik, sayang malam itu sound-nya sedikit bermasalah sehingga sering terjadi miss.

Finalis indiefest purna, Sister Morphine yang pada malam itu hanya berdua (sebelumnya bertiga), melanjutkan estafet. Piano Blues adalah warna musik mereka. Meski tidak buruk, tapi kemunculan mereka menjadi headline di acara ini saya rasa tidak pas. Karena menurut saya mereka tidak memiliki unsur ambiguitas genre seperti headliners lain.

Mari kita sambut, Individual Life ! “ungkap MC setelah Sister Morphine turun panggung”. Post-rocker ini sangat representatif bagi kalian yang terlalu larut bersedih menunggu Godspeed You! Black Emperor tak urung juga bereuni. Mengusung pasukan biola, violin, bass biola (cello), mereka menciptakan nuansa overgloom. Sulit sekali menahan godaan untuk bunuh diri saat menyaksikan mereka.

Berikutnya adalah Electrocore, yang malam itu Venzha sendirian. Seperti halnya me-rewind acara Psychic TV di akhir decade 70-an, Electrocore masih tetap menjadi jelmaan kemarahan berkonduktor new media art performance, kebisingan, intensitas fisikal, mesin-mesin parallel, pengrusakan, hujan, dan tentunya berkarat. Electrocore juga baru saja menyelesaikan tur di beberapa negara Eropa & Asia.

Klimaks voyaging adalah duo mistis sepasang suami-istri (Iyub & Dita) dari Ibu Kota, Jakarta, Santamonica (SM). Seperti halnya pujian yang telah dilangsir oleh para jurnalis, pengamat, maupun kritikus musik, SM adalah ramuan dari multidisiplin genre yang berbasis indiepop dan elektronik. Mengunyah ramuan hasil meditasi mulai Astrud Gilberto hingga My Bloody Valentine, dari artworks Salvador Dali hingga petualangan Alice in Wonderland, jurnalis gila Chuck Palahniuk hingga sci-fi Philip K. Dick, dan seterusnya dan seterusnya. Set panggung cukup lama karena boyongan analog equipment mereka yang banyak. Mengusung materi dari album curiouser and curiouser plus 1 lagu baru, mereka tampil dalam format band. Show sempat terhenti karena technical error, sound panggung mati, namun penonton masih setia menunggu hingga dibenahi. Setelah set ulang selesai, SM kembali memainkan lagu-lagu mereka dengan sound yang kurang maksimal.

***
Overall , ini adalah pertunjukkan sirkus fantasi yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi nilai pencerdasan. Well, pesan saya, “berimajinasilah seliar mungkin dan hancurkan batas-batas yang telah mapan!” karena hakikatnya “the passion of destruction is the passion of creation.

Let’s get voyage to the Dreamland!

-------------

text : Bandenk
photos : Bondan
more photos http://picasaweb.google.com/bondiy/PesonaNadaSenja2